Purchaser seringkali terjebak dalam permainan supplier yang agresif sehingga terhanyut dalam ketidakberdayaan. Harga yang hanya menguntungkan supplier, bahkan begitu longgar waktu pemenuhannya.
Hal ini dapat dihindari dengan beberapa langkah persiapan sebagai berikut:
Kenali lawan. Pastikan anda menelpon lawan sebelum melakukan negosiasi. Kenali sudah berapa lama dia menjadi supplier, industry apa yang menjadi pengalaman mereka dan apa cita citanya dimasa depan. Dari pembicaraan ringan tersebut anda akan mengenali agresifitasnya, kekuatannya atau kelemahannya. Jadi anda akan mengerti strategi apa yang cocok nantinya.
Kenali musuh utama purchaser. Apakah musuh utama purchaser saat negosiasi? Supplierkah? Menurut Charles Dominic, CEO Next Level Purchasing, musuh utama purchaser saat negosiasi adalah dari diri purchaser sendiri yaitu "terburu buru membuat asumsi". Karena kata kata supplier "Saya tidak pernah di training untuk bernegosiasi, saya hanya memberikan harga dan inilah prosesnya", seorang Purchaser bisa terbuai dan mengambil asumsi bahwa dia diatas angin. Apa akibatnya pada saat supplier menurunkan harga 10 persen saja, dia sudah puas dan deal terjadi. Pertanyaannya adalah apakah mungkin supplier tidak dididik bernegosiasi? Apakah tidak ada kemungkinan harga bisa turun sampai 25 persen?
Tetap berpikir logic. Supplier akan berusaha menggerus logika anda. Siapkan untuk menghadapinya. Contoh seberapa banyak kita terpaksa membeli sebuah vacuum cleaner dengan harga belasan juta, sementara ada yang harganya hanya jutaan.
Batasi waktu dengan tegas. Supplier menginginkan waktu negosiasi selama mungkin untuk menggiring anda. Untuk itu tegaskan waktu mulai dan selesai, "Terimakasih atas pertemuan ini, namun meskipun kita belum sepakat dengan harga ini terpaksa kita akhiri sekarang juga". Jika anda menunjukkan sebuah kontrol diri yang kuat, supplier akan kembali kepada tujuan utamanya, yaitu menjual barang asal tidak rugi.
Salam sukses !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar