Minggu, 31 Januari 2010

Memulai perubahan, perlu penyampaian yang baik

Perhatikanlah bahwa apapunyang Anda lakukan sebagai pribadi dan pemegang peran di bisnis dan organisasi, adalah upaya untuk mendapatkan persetujuan dari orang lain.
Semua pribadi yang berhasil adalah pribadi yang mudah disetujui; baik melalui kemampuan yang diwarisinya sejak kelahiran atau melalui kemampuan yang dikembangkannya melalui pemikiran dan latihan yang baik. Memang perubahan tidak menjamin adanya perbaikan, tetapi tidak ada perbaikan yang bisa dicapai tanpa perubahan. Hanya saja, kebanyakan orang merasa lebih khawatir dengan ancaman dari ketidak-pastian dari perubahan – daripada bersemangat menyambut kemungkinan baik yang bisa dihasilkannya.
Pada dasarnya, setiap orang menyukai kemapanan dari yang telah nyaman bagi mereka. Itu sebabnya, tidak banyak orang yang berbakat mendengarkan dengan baik, dan sebagian besar orang bahkan menolak untuk mendengarkan - karena mereka khawatir bila yang mereka dengar akan mengharuskan mereka untuk berubah.
Kata-kata Anda bisa melukiskan kebesaran dan keindahan dari rencana perubahan yang hanya bisa dilihat oleh pikiran.
Bila Anda bisa membantu orang lain melihatnya di dalam pikiran mereka, mereka akan juga mendengar kebesaran dan keindahan itu di hati mereka, dan bila mereka mendengarnya di hati, mereka akan menjadikan hati Anda sebagai hati mereka. Mereka akan meyakini yang Anda yakini sehingga rencana perubahan bisa diterima dan didukung secara luas. - MTSC

Sabtu, 30 Januari 2010

Business forecasting 2009-2028

Baru saja saya mendapatkan sebuah artikel, isinya adalah perkiraan industri pesawat udara 20 tahun kedepan.Bagaimana bisa forecasting ini dilakukan? Jawabnya adalah karena beberapa orang didunia ini ingin meletakkan trend masa depan. Forecasting bukanlah semata mata menyimpulkan statistik masa lalu, namun justru mendekatkan kejadian tahun tahun didepan dengan data data sebelumnya. Dapat kita bayangkan betapa besar ketidakpastiannya. 
Berdasarkan forecasting 20 tahunan industri pesawat terbang, maka semua bisnis mengarah pada satu titik. Contohnya; hampir semua pemain utama airliner didunia sudah mempersiapkan mega strategi, dikatakan bahwa masa depan pesawat besarlah yang akan laris (350-550 penumpang), maka mereka berlomba mempersiapkan airport yang lebih besar...mulai dari sekarang. Kemudian diprediksi bahwa akan muncul setidaknya 82 mega city didunia (sekarang baru ada 20an) yang dihuni para konglomerat dunia, maka kebutuhan pesawat yang mewahpun dipersiapkan dari sekarang, dengan interior yang sesuai kehendak pemakainya.

Indonesia masih berpikir per 4tahunan, negara negara lain sudah memikirkan 20 tahun didepan. 
Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Jumat, 29 Januari 2010

The myth of Steve Job

Jobs burst on the scene in the late 1970s as the boy leader who became the evangelist of the personal computer revolution. In 1984, he led the team at Apple that brought the graphical user interface to the masses with the Macintosh.
Then, just as quickly as he had burst upon the business world, his world imploded. In a failed struggle for power and control at Apple, he got kicked out of his own company in 1985 and went into exile. He was a rich has-been by the age of 30. Over the following decade, his next two companies — NeXT Computer (which he founded) and Pixar Animation (which he bought from George Lucas) - quietly made some important breakthroughs in computing but struggled financially and started bleeding away the $100 million fortune that Jobs had made at Apple.
Jobs launched a coup to reclaim his white knight status in the mid-1990s. His first bit of redemption came with Pixar in 1995 when Toy Story became the highest grossing animated feature of all time and Pixar rode that acclaim to a very successful IPO, orchestrated by Jobs himself. Once the IPO launched, it instantly turned Jobs into a billionaire.
His next bit of redemption was even sweeter. At the end of 1996, a badly-struggling Apple decided to purchase NeXT to help reinvent itself as a technology innovator. Jobs initially joined Apple as an advisor as part of the NeXT deal, but he quickly convinced the Apple board to get rid of its leader, Gil Amelio. As a result, Jobs was thrust into the role of “interim CEO” and company savior.
What happened next was a series of conquests that far exceeded anyone’s expectations and returned Apple to the role of technology superpower. These conquests also anointed Steve Jobs with the reputation of being a mix between warrior and magician.

Laporan Cost Saving Tahunan

Membuat laporan cost saving akan mudah bila anda belanja dengan jumlah yang sama tetapi anda berhasil menegosiasi harga sehingga lebih murah. Maka anda tinggal melaporkan nilai pembelian tahun lalu dikurangi dengan nilai pembelian tahun ini, yang sama dengan cost saving anda.
 
Namun akan sedikit lebih pelik bila jumlah yang anda beli berbeda dengan tahun sebelumnya. Misal untuk sebuah spare part mesin, tahun lalu anda membeli sejumlah 100 unit dengan harga 50 ribu/unit, namun tahun ini anda membeli sejumlah 150 unit dengan harga 45 ribu/unit. Anda akan mendapatkan nilai belanja yang naik dari tahun sebelumnya sehingga sepertinya bukan cost saving. Jadi yang anda harus laporkan adalah cost saving sebesar 5 ribu/unit.
 
Dan akan lebih pelik lagi bila jenis barang atau jasa yang anda beli selalu berubah ubah menurut kondisi pasar. Contoh adalah industri penerbangan, serivce atau barang yang ada selalu berubah menurut harga minyak dunia misalnya, harga tiket yang lebih murah bila dibeli penumpang lebih awal, jarak tempuh yang bisa berbeda beda dengan tujuan yang sama, dan contoh lainnya. 
Bagaimana menghitung cost saving anda di bidang pembelian tiket perjalanan udara kantor anda? Tidak ada cara seperti diatas yang sesuai. Jawabnya adalah menggunakan "cost saving ratio" demikian kata Roland Berger Strategy Consultant. Jadi anda harus membuat perbandingan per pegawai yang melakukan perjalanan udara tersebut. Akan sangat bagus bila anda mendapatkan biaya perjalanan tahun lalu adalah 5 juta per/orang dan di tahun ini berkat usaha anda menjadi 3,75 juta/orang. Jadi bukan harga tiket per kota tujuan, atau bahkan per harga hotel hotel yang disinggahi.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Kamis, 28 Januari 2010

Be strong, never weaken your self

Kekuatan pribadi anda hanya sebagian kecil downpayment dari bantuan kekuatan yang besar untuk diri anda.
Untuk itu be strong! selebihnya adalah Alam yg akan melengkapi.
Beranikan diri anda, masukkan diri anda kedalam urusan urusan perbaikan yang besar, selebihnya tunggu kekuatan lain yang akan bergabung dgn kekuatan diri anda.
Bagaimana untuk menjadi pribadi yang kuat?
1. Kritikan adalah seperti dilempar sebongkah batu bata, jangan hindari tapi tangkap dan kumpulkan, nanti lama lama akan cukup untuk membangun rumah.
2. Manage your reaction, masalah bisa datang, besar dan kecil, tetapi orang besar tetap tenang, santun, dan anggun.
3. Jangan bereaksi terhadap urusan kecil, ejekan, cemoohan, direndahkan, ah...lepaskan saja.
4. Jangan rendahkan orang lain untuk membesarkan diri, tapi beranikan diri untuk masuk kepada orang orang besar, krn orang besar tdk akan mudah merendahkan orang.
 
Semakin tinggi anda mendaki semakin sedikit yang kita bawa.
Orang orang besar adalah orang2 yg selalu berusaha membesarkan orang lain - Mario Teguh
 
Tosan S
 

Selasa, 26 Januari 2010

Chin Up! Keep Going..

"Press on. Nothing in the world can take the place of persistence." --Ray Kroc
"Am I even a little closer today to my goal than yesterday?"

For those of you who don't know Ray Kroc, he's the guy who took McDonald's from a little hamburger stand to the most successful restaurant chain in the world. He's long passed away and the systems that he set up still thrive and dominate today.
He developed and improved on systems of training, making the food, presentation, franchising, and advertising that made a moderately successful joint into a global phenomenon. Systems and persistence.
Many people thought he was a crazed lunatic, concerning his fanaticism about consistency. But Ray understood that once a system, good or bad, is in place, it's nearly impossible to change it. And that's how we all are as individuals, too. Once we get a habit, it becomes very hard to break... Giving up too soon is the saddest thing in the world.
My wife told me a story the other day about a co-worker who has never hit the 'Help' button in any software program she's ever used...and she's used computers every day for years. She thinks it will take too long to find the answer, so she just doesn't even bother.
Don't laugh--you probably have a few of these yourself. Find them and snuff them out.

Do you look at potential goals and get overwhelmed by all the stuff you'd have to do to achieve it and thus never start anything? The right way is to write down all the benefits that you'll get--spiritually, physically, emotionally, socially... any benefit. Look far into the future. Write 'em down. This simple exercise will help you stay motivated to see it through.
If it takes months or even years to get what you want, keeping your eye on the ball will keep you going. If you don't even know why you're doing something, how can you possibly stay passionate about it? You can't. Have you given up on a goal recently, where if you attained it, your life would be dramatically improved? Were you passionate about the goal?
Of course you weren't.

Passionate desire helps create persistence. Persistence alone will often get you where you want to go. Without it, it doesn't matter how much you know, who you know, who you are, what you've done before, what you look like or how much money you have to throw at a problem.

Persistence, sheer persistence usually will win. Determination will overcome even superior talent.

Senin, 25 Januari 2010

Jiwa yang siap memimpin

Pengalaman saya saat mengikuti pelatihan "Get the feeling of how team work is" dengan salah satu trainer outbond management sering kali mengingatkan saya untuk senantiasa menyiapkan diri sebagai pemimpin. Kenapa harus saya lakukan itu? Menyiapkan diri selalu menjadi pemimpin?
Pada kehidupan nyata dimana kita menghadapi hal hal yang tidak bisa kita kontrol baik karena faktor dalam diri maupun faktor di luar diri kita, saya yakin bahwa hanya leadershiplah yang mampu menyelamatkan kita. Tetapi saya juga sangat sadar bahwa tidak setiap jam atau menit diri saya adalah diri seorang leader. Banyak kejadian kejadian yang membuktikan hal ini, dari reaksi menghadapi kecurangan dalam bisnis, menghadapi rekan kerja yang lebih cepat dari saya maupun yang lebih lambat, masalah keengganan saya mengambil tanggung jawab sebuah masalah, mencari kambing hitam terhadap kegagalan, menyalahkan sistem, dan lain lain.
Misalkan anda menghadapi sebuah keadaan genting dalam pekerjaan dan harus bisa menyelesaikannya bersama sama anak buah anda, apakah yang pertama tama anda lakukan? Terus terang saya seringkali malah meneruskannya begitu saja ke anak buah dengan pesan singkat "urus ini itu sampai selesai, sore ini !" Apakah selesai kegentingan tersebut ? Tentu tidak.

Nha, berbekal outbond training itulah saya mendapatkan sebuah warning atau peringatan akan pentingnya memiliki jiwa yang siap meminpin setiap saat, sehingga kita tidak lupa akan hal hal dibawah ini:
1. Leader harus bisa menterjemahkan masalah kepada anak buahnya dengan baik, sehingga tidak bias dengan apa yang harus di hasilkan.
2. Leader harus bisa merumuskan urutan aktifitas yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.
3. Leader harus bisa merumuskan prioritas urutan aktifitas tersebut berdasarkan berat ringannya.
4. Leader harus bisa memberikan penugasan kepada orang yang tepat, dengan waktu yang jelas, dan rumusan hasil yang jelas.
5. Leader senantiasa mengikuti proses atau aktifitas dari semua tim nya dan mengevaluasi ke efektifan dan keefisienannya, kemudian mengambil langkah koreksi jika diperlukan.
6. Leader senantiasa memberikan semangat kepada dirinya sendiri dan kepada setiap anggota timnya.
7. Leader akan memberikan apresiasi kepada keberhasilan dan lapang dada terhadap kegagalan.

Salam sukses !

Jumat, 22 Januari 2010

Negotiation Planning

Setidaknya ada 3 dimensi dalam perencanaan bernegosiasi, yaitu:
1. Strategic planning, menajamkan sasaran sasaran jangka panjang dari kedua pihak.
2. Administrative planning, memastikan orang dan informasi, yang akan berkaitan dengan kelancaran negosiasi.
3. Tactical planning, memastikan mendapatkan hasil optimal setelah negosiasi digelar.

Yang paling krusial adalah strategic planning, ada 4 aspek dasar:
1) product - market goal,
2) fact finding,
3) worth analysis,
4) decision making.
Ada masalah yang sering muncul adalah karena kurang mampu memprediksi kondisi pasar dan trend produk kedepannya. Baik supplier maupun purchaser akan kesulitan menemukan hasil negosiasi yang optimal jika tidak ada prediksi yang bisa dipertanggungjawabkan. Purchaser selalu berpikir make or buy, harga total, kualitas yang tepat, persaingan kedepan, dan trend pasang surutnya produk.

Jadi strategic planning dalam bernegosiasi harus dipersiapkan secara specific, dan akurasi yang tinggi. 

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com/

Kamis, 21 Januari 2010

SECRET OF SUCCESS

A goal sometimes seems so far off and our progress often appears to be so painfully slow that we have a tendency to lose heart. It sometimes seems we'll never make the grade. We come close to giving up — falling back into old habits which, while they may be comfortable, lead to nowhere. Well, there's a way to overcome this inevitable barrier to success, and here is the secret: Every great achievement is nothing more than the collection of smaller achievements done to perfection. Even the "impossible" has been accomplished through the relentless pursuit of success, one day at a time.
Have you ever seen a bricklayer starting a new building by putting the first brick in place? You are struck by the size of the job he has ahead of him. But one day, almost before you realize it, he's finished. All the thousands of bricks are in place, each one vital to the finished structure, each one sharing its portion of the load. How did he do it? Simple; one brick at a time. And so is the pursuit of success and greatness.
A lifetime is composed of days, strung together into weeks, months, and years. A successful life is nothing more than a lot of successful days put together. As such, every day counts.
Just as a stone mason can put only one stone in place at a time, you can live only one day at a time. And it's the way in which these stones are placed that will determine the beauty, the strength of the tower. If each stone is successfully placed — with care and quality — the tower will be a success. If, on the other hand, they're put down in a hit-or-miss fashion — irrespective of quality — the whole tower is in danger. Seems simple. Yet, how many people do you know who live like this — focused on "just getting through" each day instead of on the "success" of each day. Which are you focused on?

Pemilihan kata yang efektif

Beberapa peserta training bertanya tentang pemilihan kata dalam komunikasi dengan supplier.
"Kami biasa menggunakan kata 'terbaik' atau 'lebih baik' dalam meminta penurunan harga, adakah kata yang lebih efektif ?"
Contoh yang sering digunakan "Harga anda masih tinggi, kami masih bisa menunggu anda untuk memberikan harga 'terbaik' anda". Kalimat ini tidak efektif karena harga terbaik supplier adalah harga tertinggi mereka. Sedangkan maksud anda adalah harga terendah mereka. Kalau anda minta harga 'lebih baik' maka anda membingungkan supplier.

Untuk itu, pilih kalimat yang efektif jika berhubungan dengan suppIier. Gunakan kata 'paling rendah' atau 'lebih rendah' secara jelas.
"Kami sangat mengharapkan anda bisa memberikan harga terendah sehingga akan lebih besar kemungkinan menang" ini adalah kata yang lugas dan tegas. Efektif karena anda menunjukkan kontrol anda terhadap supplier peserta tender.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Selasa, 19 Januari 2010

On Laughter


Laughter is a great stress reducer. If you have never read Norman Cousins' account of his experience of self-healing as described in Anatomy of an Illness, I encourage you to do so. When diagnosed with an incurable illness, he brought a movie projector into his hospital room and watched reel after reel of old classic comedy movies, laughing himself into hysterics. He found he could relieve his otherwise significant pain on a consistent basis through laughter. That practice, along with some other novel therapies, resulted in his healing.

Senin, 18 Januari 2010

Waspadai ombak besar selat.

Apa hubungannya ombak dengan purchasing? Anda tentu menyaksikan berita di TV yang melaporkan terjadinya penumpukan truk truk pengangkut barang di pelabuhan karena kondisi buruk di perairan kita. Ini yang disebut ketidakpastian dalam supply chain.
Sehebat apapun kita memprediksi, cuaca adalah cuaca, no one will be able to controll it. Dalam supply chain management faktor cuaca dan musim menjadi salah satu referensi operasional. Manager pengadaan, manager warehouse, manager produksi harus duduk bersama sebelum musim hujan tiba (demikian juga jika musim panas hampir tiba). Dengan satu tujuan yaitu menentukan strategi pasokan, baik bahan baku maupun barang jadi.
Berikut beberapa tips yang berhubungan dengan cuaca:
1. Prediksi kebutuhan pasar sebelum musim hujan tiba. Asumsikan kebutuhan seperti musim hujan tahun lalu.
2. Atur jumlah stock barang jadi yang cukup untuk musim hujan, dengan cara meningkatkan jumlah produksi namun menyesuaikan dengan kapasitas tentunya.
3. Datangkan barang mentah sebelum musim hujan, untuk menjamin kelancaran produksi. Ingat hampir semua bahan mentah harus didatangkan dari luar daerah industri.
4. Kirimkan pesanan customer lebih awal dari jadwal terutama di daerah rawan cuaca seperti selat dan perairan. Ambil waktu tempuh standard plus 2-3 hari jika lokasi customer memerlukan waktu 24 jam pengiriman [contoh: Jakarta - Bali, Semarang - Palembang, atau Jepara - Bali]
5. Bekali armada distribusi dengan atat komunikasi selama dalam perjalanan sehingga kondisi terpantau ketat.

Salam sukses.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Minggu, 17 Januari 2010

If your own mind is muddled,..

“If your own mind is muddled, much more will the minds of your hearers be confused.”
- Dale Carnegie
The effective speaker should have a clearly organized and purposeful presentation. Here is the basic structure of a successful presentation:
Opening - Favorably attract immediate interest from the audience.
Message - Clearly state your message or theme.
Evidence - Establish credibility and inspire respect and confidence by using convincing evidence.
Closing - Leave the audience with a favorable, memorable impression.

Sabtu, 16 Januari 2010

Mengukur kinerja supplier.

Merupakan salah satu elemen dari program evaluasi supplier. Pengukuran kinerja ini dilaksanakan terhadap hal hal yang spesifik dari apa apa yang dikerjakan oleh supplier. Hal hal spesifik tersebut tentu berbeda beda, namun biasanya adalah cost, delivery, service, dan kualitas.

Jumat, 15 Januari 2010

"Kraft" mengurangi suppliernya


Jeremy Hammant- LCP Consulting menanggapi pengumuman dari Kraft tentang pengurangan jumlah supplier.
Program Kraft tersebut sesuai dengan pengalaman kami baru baru ini bersama beberapa produsen industri makanan di Eropa. Kami telah mengidentifikasi "five supply chain maxims" sebagai cara untuk menanggulangi gejolak ekonomi dan memberikan prospek yang menjanjikan. Secara umum cara tersebut adalah untuk mengurangi kompleksitas rantai pasokan [reduce supply chain complexity].
Dahulu ketika kondisi ekonomi sehat dan prospek bisnis sedang tinggi, semua aktifitas adalah untuk meluncurkan produk produk baru dan menambah pangsa pasar. Sales terus meningkat dan gejolak naik turun margin profit masih bisa terkontrol.

Kamis, 14 Januari 2010

“Life is truly a boomerang"

“Life is truly a boomerang. What you give, you get back.” - Dale Carnegie

Leadership is creating environments that influence others to achieve group goals. Here are some guidelines on how to create this type of atmosphere for your team:
1. Develop an environment that encourages ideas.
2. Create opportunities for feedback to close the communication loop.
3. Be a good listener. Encourage others to talk about themselves.
4. Recognize human potential and reward the accomplishments of others.

Sudahkah evaluasi supplier efektif?

Sekali dalam setahun Purchasing Department akan mengadakan evaluasi terhadap kinerja supplier, yang akan menjadi referensi tahun berikutnya. Sifat evaluasi tersebut adalah proaktif merencanakan apa yang menjadi pengharapan perusahaan terhadap para supplier.
Supplier supplier manakah yang harus dievaluasi? Tentunya tidak akan efektif kalau kita mengevaluasi supplier yang hanya sedikit volume bisnisnya atau hanya sedikit order anda kepada mereka.
High spend suppliers - kita bisa menggunakan asas 20 - 80. Prioritaskan 20 persen suppliers yang mendapatkan 80 persen volume order anda. Selanjutnya adalah urutan kedua sedikit dibawah 80 persen.
High impact suppliers - tanyakan kepada diri anda beberapa pertanyaan seperti jika supplier ini sering terlambat memenuhi order akan tutupkah operasinal anda?
Jika suppliers ini tidak memenuhi kualitas barang yang kita inginkan akan berhentikah proses produksi anda?
Juga tanyakan bila supplier ini menaikkan harga barang akan berkurangkah profit anda?
Intinya seberapa penting supplier supplier anda terhadap perusahaan, prioritaskan untuk mengevaluasi supplier yang paling berpengaruh.

Gabungkan hasil kedua pengelompokan tersebut dan lanjutkan dengan proses evaluasi berikutnya.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Rabu, 13 Januari 2010

Effective meeting

An effective meeting is a business meeting that serves certain desired purposes in an optimal way. While meetings are among the core tools for making things happen in any organizations, they often consume too much time and resources. The two natural benefits of more effective meetings are:
Better desired outcomes for you and your organization, including higher quality and quantity of the results from your projects, better decisions, motivation of the people involved, and so on.

Selasa, 12 Januari 2010

Bagaimana negosiator mempersiapkan diri

Purchaser seringkali terjebak dalam permainan supplier yang agresif sehingga terhanyut dalam ketidakberdayaan. Harga yang hanya menguntungkan supplier, bahkan begitu longgar waktu pemenuhannya.
Hal ini dapat dihindari dengan beberapa langkah persiapan sebagai berikut:
Kenali lawan. Pastikan anda menelpon lawan sebelum melakukan negosiasi. Kenali sudah berapa lama dia menjadi supplier, industry apa yang menjadi pengalaman mereka dan apa cita citanya dimasa depan. Dari pembicaraan ringan tersebut anda akan mengenali agresifitasnya, kekuatannya atau kelemahannya. Jadi anda akan mengerti strategi apa yang cocok nantinya.
Kenali musuh utama purchaser. Apakah musuh utama purchaser saat negosiasi? Supplierkah? Menurut Charles Dominic, CEO Next Level Purchasing, musuh utama purchaser saat negosiasi adalah dari diri purchaser sendiri yaitu "terburu buru membuat asumsi". Karena kata kata supplier "Saya tidak pernah di training untuk bernegosiasi, saya hanya memberikan harga dan inilah prosesnya", seorang Purchaser bisa terbuai dan mengambil asumsi bahwa dia diatas angin. Apa akibatnya pada saat supplier menurunkan harga 10 persen saja, dia sudah puas dan deal terjadi. Pertanyaannya adalah apakah mungkin supplier tidak dididik bernegosiasi? Apakah tidak ada kemungkinan harga bisa turun sampai 25 persen?
Tetap berpikir logic. Supplier akan berusaha menggerus logika anda. Siapkan untuk menghadapinya. Contoh seberapa banyak kita terpaksa membeli sebuah vacuum cleaner dengan harga belasan juta, sementara ada yang harganya hanya jutaan.
Batasi waktu dengan tegas. Supplier menginginkan waktu negosiasi selama mungkin untuk menggiring anda. Untuk itu tegaskan waktu mulai dan selesai, "Terimakasih atas pertemuan ini, namun meskipun kita belum sepakat dengan harga ini terpaksa kita akhiri sekarang juga". Jika anda menunjukkan sebuah kontrol diri yang kuat, supplier akan kembali kepada tujuan utamanya, yaitu menjual barang asal tidak rugi.

Salam sukses !

English Enhancement

Salam sukses !
Terima kasih atas feedbacknya.
Dalam blog ini ada salah satu label "English Enhancement". Ini berdasarkan pengalaman saya pribadi dari tahun 1999, yaitu sejak saya memiliki PC sendiri di kantor. Saat itu belajar bahasa Inggris untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai Purchaser masih terasa sulit, karena harus meluangkan waktu pergi ke tempat kursus, selain itu masalah biaya, dan juga rasa malunya itu.
Dari hal hal tersebut, saya mencari cara cara yang sesuai dengan keadaan, dan bertemulah saya dengan beberapa web tentang self motivation. Semua artikel saya kumpulkan dan saya baca selembar demi selembar dengan niat belajar berbahasa Inggris. Hasilnya sungguh luar biasa, saya asik membaca artikel untuk memotivasi diri sekaligus belajar mengerti bahasa Inggris.

Aneh cara saya memang, dan belum ada orang yang mau meniru cara saya ini.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Good Leaders, kebutuhan utama perusahaan

Apa yang membuat sebuah produk mampu bertahan dari waktu ke waktu sekaligus meraih keuntungan yang tinggi? Pengembangan leadership adalah jawabnya.
Paul Polman - Unilever Internasional mengatakan bahwa dalam perjalanan karirnya banyak pelajaran tentang leadership yang dapat diambil.
Diantaranya adalah adanya tujuan yang mendasari semua tindakan dan memiliki nilai nilai pribadi luhur.
Bila nilai nilai luhur seseorang seirama dengan nilai nilai luhur perusahaan, maka dia mempunyai kesempatan mencapai kesuksesan yang besar. Jika tidak, jangan harap sebuah kesuksesan akan terjadi karena dalam diri mereka timbul pertentangan, bahwa mereka harus menjadi aktor yang memerankan nilai nilai yang berbeda. Kita semua memahami arti keseimbangan antara pribadi dan keluarga dengan pekerjaan, kesesuaian nilai nilai luhur sangat penting.

Berikutnya adalah pengertian terhadap pentingnya sumber daya manusia. Pada awal karir  sebagai manager yang sering terjadi adalah self centered, merasa bahwa karyawan adalah alat mencapai sukses pribadi, merasa bahwa mereka tidak perlu dikelola dengan baik. Namun pada satu titik, mereka akan sadar bahwa mereka harus mampu meningkatkan kualitas karyawannya. Karena kualitas karyawan akan turut menentukan keberhasilan seorang leader.

Kemudian kesadaran akan sebuah tanggung jawab kepada masyarakat luas. Pengertian terhadap kebutuhan masyarakat luas dan bekerja dengan sungguh sungguh untuk mewujudkannya akan memberi kesempatan kepada perusahaan dikenal lebih luas dan meraih kesuksesan jangka panjang. Masyarakat membutuhkan produk yang aman bagi kesehatan, jangka pendek maupun jangka panjang. Sebagian masyarakat hanya butuh produk yang murah namun mengabaikan keamanan. Ada banyak variasi kebutuhan didalam masyarakat kita, kewajiban perusahaan sebagai produsen adalah tanggung jawab meberikan produk yang baik, bukan asal murah.
Di Unilever kebutuhan masyarakat dunia akan produk yang ramah lingkungan mendapat dukungan dari semua leadernya jadi tidak heran kalau produk produk mereka mendapat sambutan hangat pula dari dunia luas.

Senin, 11 Januari 2010

The Impossible takes a little longer

Think Digital. Act Analog.by Art Berg, CSP

The world is changing technologically. We have fax machines, satellite transmissions, digital technology, wireless communications and an information super highway. There is no doubt that technology has and will change the way we communicate and conduct business, locally and globally.  In 1985 I purchased my first IBM PC. It had dual floppy drives, 256K of memory, an RGB monitor and a 300 bps modem. It cost me $5,000. Today its only value is as a door stop! I remember reading an article in the late 80's that predicted that, by the year 2000, computers at work and home would give you and me as much as 40% more discretionary time. How are you enjoying all of your extra time right now? The reality is that it has made many of our lives busier. Demand is greater. The world has become a smaller place. Competition is more fierce.

Technology has increased the speed of change in every industry. I read a recent article from a financial analyst who is now predicting that, in the next 10 years, only 10% of the Fortune 500 companies will even still be in the Fortune 500-depending on how they are using technology today.

Technology isn't just about gigabytes, bandwidth, random access memory or USB ports. It has a human factor, too. As employees, citizens, parents and people, we need to take some lessons from computers without losing the human touch. If not, we will find ourselves as useful as my old IBM PC is to me today-makes a great conversation piece, but provides no value. Here are some suggestions from the digital perspective:

  1. Anticipate change. Nothing is more difficult than changing when we are forced to. Far better is to anticipate change in our lives and make the necessary adjustments long in advance of changing circumstances. Put money aside for unforeseen problems. Learn cross-functional skills at work. Keep your network of resources active.
  2. Learn something new. Don't wait for someone else to thrust new ideas on you. Take time each day to learn something new. Take advantage of the information age by developing new skills, discovering different perspectives, and being open to a broader view of your world. Don't be afraid to do something that makes you uncomfortable. Be willing to learn as you go.
  3. Be flexible. Adjust quickly. There is little time for feeling sorry for oneself today. Get up, brush yourself off, learn something from your experiences and move forward. You have to be willing to change directions quickly, learn from many sources, and adapt to your environment. Inflexibility today may lead to extinction tomorrow.


While it helps us to think digitally, we should never forget the strengths of acting analog. Here are some keepers:

  1. Develop meaningful relationships. In an era of "instant messaging," email, and video conferencing, there has never been a greater need for meaningful relationships than there is today. Strong relationships are built today the same way they were a thousand years ago. It requires genuine concern, mutual understanding, sacrifice, service, love, listening and selfless devotion. Solve other people's problem for them and you'll never be without friends. Write a letter. Make a phone call. Stop by for a visit. There will never be a substitute for time.
  2. Contribute to a team. Few things are done alone today. Many goals are achieved by teams working well together. To be a contributing member of a successful team you need to be considerate of others, a good communicator and willing to make and keep commitments. Find reasons to include others rather than to exclude them. Draw people in rather than push them out. The strength of great teams can often be found in their diversity. Don't let the differences found in others prevent you from focusing on your common goals. When we make stereotypical assumptions about others, we limit our own success.
  3. Some things should never change. Acting analog means being open to change without abandoning our values, principles, ethics and faith. Be an individual of principle. Identify your values. Consider the timeless principles that govern your life. Hold to the faith of your childhood.

Technology will continue to speed change in every industry. By embracing the strengths of a digital world and holding to the highest qualities of human nature, we will be better prepared for the new millennium.



Inovasi tanpa dukungan serius hanyalah halusinasi.

FTA Asean - China mendadak membangunkan negeri ini, padahal kesepakatan free trade tersebut sudah dimulai dari 2001 silam. Ketakutan adalah pemicu utama, takut tidak bisa bersaing, takut banyak perusahaan lokal gulung tikar, takut karena tidak siap. Namun pemerintah kita memutuskan untuk jalan terus dalam FTA, kalau sekarang dengan China, maka selanjutnya dengan negara Asean yang lain.

Sementara pelaku bisnis lokal merasa khawatir, tidak demikian dengan kementrian perdagangan. Mereka yakin FTA ini akan mendongkrak daya saing produk lokal. Juga mereka yakin bahwa pelaku bisnis lokal akan mampu melakukan inovasi inovasi yang kreatif nantinya. Kreatifitas memang awal sebuah inovasi, namun tidaklah semudah dan seinstan semangkok ****mie. Disiplin, ulet, rajin dan segudang kompetensi lain sangat dibutuhkan.
Peter Leong dalam I can cre8 menuliskan urutan berkreatif adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan cara cara seperti kebanyakan orang.
2. Menggunakan hanya cara cara yang benar saja dari kebanyakan cara orang lain.
3. Berhenti menggunakan cara cara kebanyakan tersebut.
4. Menggunakan cara baru yang lebih baik, hasil dari benchmarking ke perusahaan lain yang lebih sukses.
5. Menggunakan cara cara yang tidak mungkin dilakukan oleh perusahaan sukses sekalipun. Kalau orang lain melihat "bagaimana mungkin ..?" orang kreatif melihat "kenapa tidak mungkin? Let's do it and have fun!"

Kreatifitas seperti itu mungkin sudah menjadi langkah standard bagi perusahaan perusahaan China sedangkan negara kita masih berkutat dengan kebanggaan semu bila cara kita berstandard internasional. Kebanyakan inovasi negeri ini hanya sebuah halusinasi karena dukungan pemerintah yang kurang maksimal.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Minggu, 10 Januari 2010

Mengajak raja pesiar dengan bahtera.

Kapankah waktu yang tepat bagi anda untuk mendapatkan harga yang bagus dari supplier? Tentunya tidak pada order order pertama. Judul diatas adalah salah satu strategi perang Tzun Tzu yang sering saya terapkan.
Setelah beberapa order kita terbitkan untuk pembelian sebuah produk, biasanya kita bisa menarik kesimpulan supplier mana yang paling bagus. Saat itulah jadikan dia raja, anda harus menjalin hubungan bisnis yang lebih baik, penuhi kode etik bisnis. Hargai kontribusi mereka terhadap proses produksi kita. Setelah itu mulailah anda mengusulkan penurunan harga, mungkin mereka akan bertanya "Mangapa, bukankah harga kami sudah bagus selama ini? Lagipula harga kami tidak ikut naik seperti yang lain".
Hal ini sering diutarakan oleh supplier, tapi menurut saya makin besar bisnis harus makin besar profit yang didapat dari hubungan itu. Jadi kita berkewajiban untuk menurunkan harga barang barang mentah dari setiap supplier. "Benar bahwa anda tidak menaikkan harga, namun perlu kami sampaikan bahwa rencana bisnis panjang kami seperti ini, akan ada lonjakan produksi sebesar sekian persen, dan saya ingin anda tetap bersama kami saat momen itu datang" mulai kita terapkan strategi mengajak pesiar dengan bahtera mewah.
Tentunya anda tidak boleh berbohong dengan rencana bisnis perusahaan anda.
"Kami juga ingin mendapatkan profit optimal nantinya, jadi mari kita atur kesuksesan bersama dari sekarang" pelayaran dengan bahtera terus berlanjut. Para supplier mempunyai kecenderungan yang sama yaitu senang bila sedikit usaha tapi pasti berkelanjutan. Mereka pasti bersedia mengatur kembali beberapa poin demi kelangsungan bisnis dengan kita. Mereka akan bersedia berhitung untuk kesuksesan bersama, mengarungi bisnis dengan bahtera.
Ada beberapa supplier saya yang baru menyadari bahwa ternyata telah memberikan banyak profit kepada saya yang tidak diberikan pada orang lain setelah beberapa tahun bekerjasama, misalnya klausul rebate tahunan sampai 10%, discount langsung, dan penurunan harga dari bisnis volume yang makin besar. Mereka tidak menyesal karenanya, bahkan terlihat gembira dengan kebersamaan yang berkesinambungan.

Sabtu, 09 Januari 2010

How To Reach The Top Starting From Anywhere.

'Twenty years ago, when I went blind, it was tough to even find the bathroom. Now that I've climbed Mount Everest, well, I guess I've come a long way.' -Erik Weihenmayer
. What limitations have I been clinging to that I should and will throw right out the window, never to look back at again?
Erik Weihenmayer went completely blind when he was 13....
Since then he's climbed the world's tallest mountains, run marathons and jumped out of planes, among his many pursuits.
Erik's story is about having the 'vision' to dream big; the courage to reach for near impossible goals; and the grit, determination, and ingenuity to transform his life into 'something miraculous.'
If you want to learn more about Erik, his book, 'Touch the Top of the World' can be found just about anywhere.
OK. So if a blind guy can climb the world's tallest mountain...
How do those excuses sound that you keep coming up with about why you can't do that paltry little project that's been sticking its tongue out at you for months now.

People like Erik only have one thing that separates them from most everyone else; the attitude that life is to be lived; that accomplishments require some risk, and that the risks themselves can make life juicy and fun.
Now, it's probably not required that you risk life and limb to achieve most of your goals, is it? You want some juice, don't you? Accomplishment? Real excitement?

Then set a big goal. A REALLY big goal. But whatever it is, it's got to stretch you. It's got to be something that you really want... something that would really change your life.

Write down all the steps it will take. Who do you have to call? Where do you have to go? Does it require special training? Do you need tools or supplies?

What sacrifices do you have to make?
Sitting on the couch for another 10 minutes might be pretty 'comfortable.' Taking one more unimportant phone call might be more 'fun' in the moment.

But at the end of the day when you look in the mirror...the only way THAT'S going to be fun is if you cut short the unimportant phone calls, got off the comfortable couch, stopped hiding out and took some major steps toward a big goal... every day. If you do that consistently, you'll start to really be proud of who you're becoming.

Those 'sacrifices,' if you'll look at them aren't sacrifices at all.
Happiness comes from what you become, not what you get. Mike Brescia TRN.

Jumat, 08 Januari 2010

Motivasi tim, tantangan para leader.

Apakah anda merasa staff anda kehilangan semangat? Adakah diantara mereka ada yang sulit mengerti pijakan dan arah tim anda? Memang kelihatan pelik untuk menjaga motivasi dari seluruh anggota tim, kata terima kasih yang tulus, mungkin akan sangat membantu. Untuk membangkitkan semangat tim purchaser anda berikut beberapa tips:
Reward tim anda dengan baik - hargai tindakan tindakan baik yang ingin anda lihat dari mereka. Berikan senyum dan katakan dengan tulus 'terima kasih'. Lakukan ini saat jam jam pulang, itu waktu spesial, jadi usahakan anda berada diantara mereka untuk mengucapkan terima kasih.
Jangan biarkan berlarut larut - staff yang sedang demotivasi akan menularkan betenya keseluruh tim. Ajak bicara segera, tanyakan apa yang sedang terjadi. Beri mereka kesempatan untuk berterus terang dan sediakan diri anda untuk membantu mereka keluar dari masalah.
Transparan - reward adalah hal yang baik, lakukan dengan terbuka. Hal ini akan membuat seluruh tim mengerti bahwa semua orang mempunyai kesempatan yang sama.
Jangan mengkritik - loyalitas tim dan saling menghargai adalah hasil dari sebuah arahan arahan yang panjang, sedangkan kritikan akan menghasilkan sakit hati. Rajinlah berkeliling dan bicara dengan baik. Temukan segera jika terjadi masalah, beri arahan kepada mereka untuk mencari solusi bersama dan keluar sebagai juara.
Umumkan keberhasilan - anda akan terkejut melihat efek dari pengumuman keberhasilan ini. Jika anda berhasil mengumumkan kesuksesan tim anda didepan banyak pihak maka perasaan bangga akan mengalahkan jumlah insentif yang mereka terima dan akan mengembalikan motivasi mereka. Sebaliknya sampaikan secara tertutup jika terjadi kegagalan untuk menjaga wibawa anggota tim.

Jangan terburu buru, membangun motivasi tim tidaklah cukup dengan segala teori diatas. Motivasi tim akan terbentuk dari sebuah perjalanan panjang. Jangan merasa lelah dan bosan karena bagi anda motivasi tim yang baik akan meningkatkan produktifitas. - Chip Lutz, a professional speaker, trainer

Air Cargo tracking lintas negara

Bila anda harus purchase sebuah produk dari Eropa, bagaimana memastikannya sampai ketangan anda dengan aman?
Potensi masalah cukup besar karena banyak pihak yang terlibat, kultur budaya yang berbeda beda, dan operator yang berbeda pula.
Berikut beberapa tips untuk menundukkan potensi terjadinya masalah.
Persiapan dini - satu minggu sebelum jadwal pengiriman lakukan komunikasi dengan supplier anda. Makin dekat dengan jadwal kita harus makin yakin bahwa pengiriman akan benar benar terlaksana.
Kenali seluruh contact person - pergerakan cargo kita bukan dengan system, namun oleh personnel. Cargo berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan operator manusia, jadi human error kerap terjadi. Anda harus mempunyai data lengkap seluruh personnel di tiap tiap titik pergerakan seperti cargo agent, freighter agent, cargo warehouse, dan juga manager manager operation.
Akses cargo tracking system - karena lokasi kita di Indonesia dan cargo bergerak di wilayah Eropa menuju Asia maka akses cargo tracking menjadi sebuah kebutuhan. Hampir semua provider cargo µmempunyai tracking system, bahkan dengan status yang mendekati sempurna.
Kenali hari/jam kerja - tiap negara mempunyai jam kerja yang berbeda beda. Airport Schipol misalnya, tidak akan melayani pengurusan cargo di hari weekend, demikian juga dengan Cengkareng Indonesia. Sangat mungkin kiriman cargo anda akan terlambat karena libur weekend. Misalnya cargo anda dari supplier di Belgia hari Kamis malam, karena sedikit halangan maka cargo sampai di Schipol hari Jumat malam, saat itu kantor bea cukai sudah tutup. Maka pengiriman ke Indonesia hanya bisa dilakukan hari Senin setelah pengurusan bea cukai diselesaikan. Berarti terlambat 2 hari di titik awal pengiriman. Begitu pula jika terjadi pesawat yang mengangkut cargo anda mendarat di Jakarta pada hari Jumat sore, maka proses baru akan dilanjutkan hari senin.

Berdasarkan pengalaman, pengiriman cargo dari supplier supplier Eropa akan sampai di tangan anda dalam waktu 4-5 hari dengan pesawat udara. Dari Amerika membutuhkan waktu 5-7 hari. Jadi anda harus benar benar memahami bisnis pengiriman cargo untuk menentukan kapan dan dimana harus membeli produk untuk perusahaan anda.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Kamis, 07 Januari 2010

Know What You Really Want!

If you want to conquer fear, breakthrough limiting beliefs, and live a life you love, you need to know what you really want. What do you really want?

It seems odd that grown people would not know what they want and often don't hold the power to act on their dreams. Yet, it is very common. Kids, on the other hand seem to know exactly what they want. Why? One reason is that they have the time to daydream, fantasize, and think. Adults, with busy schedules, don't take the time to do this.

If you haven't asked yourself lately what you want, then you probably don't know the answer. You are either living out someone else's dream for you or you are settling for what's simply good when you could have what is best!

Either of these two scenarios lead to an unfulfilled life of someone asking, "Is this all there is?" Take some time to daydream - right now. Think about what your dream life would look like? What time would you get up most mornings? Who would be in your life? What would your day look like? What job would you have? How would you be spending your time?

Keep a dream book where you write down (and even draw pictures) of what your dream life would look like. The most amazing thing will happen: You will begin watching yourself grow into your dreams! You'll look back at your dreams of five years ago and think, "Gosh, I did that - no problem."

There is so much power in knowing what you want. Clarity gives you power. When you know what you want, and you begin acting on those wants (even in small ways), every day of your life looks more exciting. You'll look back and see unfolding miracles that make your dream happen.

 

If it's true that God gives you the desires of your heart, then it is imperative that you know your desires and have the courage to communicate them. You will begin the process of creating them by first taking the time to realize them!

 

Know What You Really Want! 

Have a great day! - Lisa Jimenez, M.Ed.,


Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Risk from Global Sourcing, bagaimana menghadapinya ?

Akankah isu teroris mempengaruhi kinerja supplier anda? Bagaimana export import dimasa sekarang ini terpengaruh oleh isu perang global? Apakah airport, pelabuhan, cargo area akan menjadi sasaran target teroris berikutnya? Jika Israel jadi menyerang Iran, akankah harga minyak dunia yang melambung berpengaruh terhadap supplier anda?
Perubahan besar terhadap manajemen resiko akibat dari isu isu global ini mulai dirasakan. Bagaimana perusahaan mengatur atau mengurangi resiko resiko tersebut?
Dari majalah SCdigest bulan Desember2009, ada beberapa rekomendasi untuk meminimalkan resiko global tersebut, yaitu
1. Waspada terhadap proses proses ataupun data data anda yang dikelola oleh perusahaan lain. Krisis mungkin akan datang namun jangan tunggu sampai benar benar terjadi dan membahayakan anda. Segera lakukan review dan ambil langkah langkah kompromi.
2. Mungkin supplier anda terpaksa pindah lokasi karena alasan keamanan atau efisiensi. Lakukan analisa terhadap resiko jarak tempuh lokasi yang baru. Apakah justru membahayakan anda atau tidak. Adakalanya lokasi yang baru justru menambah panjang jarak maupun waktu tempuh.
3. Siapkan rencana alternatif jika krisis terjadi. Bangun sistem sistem back up terhadap supplier supplier luar negeri. Pastikan anda akan mampu berubah cepat ke system alternatif tersebut, terutama dalam hal operasi operasi vital, misalnya pasokan bahan baku.
4. Perlu juga menyiapkan system yang bisa dikerjakan di rumah masing masing karyawan. Bayangkan jika kantor harus tutup mendadak seperti kejadian gempa beberapa waktu lalu. Atau supplier anda hanya bisa melayani anda diluar jam kerja karena isu isu keselamatan.
5. Atur dengan supplier anda mengenai sumber sumber data penting jika bisnis anda menggunakan server yang sama dengan operation mereka. Minta akses ke database alternatif jika terjadi krisis, meskipun dalam kontrak yang berlaku tidak menyebutkan klausul ini, maka masukkan ke dalam amandemen kontrak.
6. Karena perusahaan anda bukan satu satunya customer dari supplier, dan anda mungkin bukan customer yang dominan, maka siapkanlah langkah langkah matang untuk menghadapi krisis secara bijaksana. Supplier anda juga akan mengalami krisis dan hampir pasti mereka akan mempertahankan customer yang paling dominan bagi mereka, sehingga anda boleh mulai berhitung dimana posisi anda dimata supplier tersebut.

Masih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko resiko global. Sebagai informasi saja bahwa tidak banyak perusahaan yang mengambil langkah antisipasi terhadap ancaman krisis, kebanyakan tidak ambil pusing sampai benar benar terhembas badai krisis.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Rabu, 06 Januari 2010

Flexibility untuk menghadapi lesunya pasar.

Dari majalah Quarterly McKinsey terbitan bulan Desember 2009, ada artikel tentang bagaimana seharusnya perusahaan perusahaan mengelola perencanaan mereka di tahun tahun kedepan. Hal ini dikemukakan mengingat uncertainty yang tinggi. Masa depan memang sebuah ketidakpastian namun berikut adalah pendapat dari beberapa CEO supplier supplier besar dunia.
Peter Jueptner, pejabat Estee Lauder - menyampaikan bahwa mereka mengadakan rapat tentang rencana strategis dan rapat budget 4 bulanan untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan dimasa depan dan memutuskan apa yang harus dilakukan termasuk relokasi beberapa sumber daya. 4 bulanan terlihat sangat singkat untuk perubahan perubahan sumber daya, namun mereka harus melakukannya. Sebelumnya seperti perusahaan lain mereka melakukan rapat budget dan strategy sekali dua kali dalam 1 tahun.Estee Lauder saat ini melakukannya dalam 4 bulanan.
Peter Pintar, pejabat Smith International - mengatakan bahwa sebelumnya mereka 2-3 kali menyampaikan kepada CEO tentang budget tahunan dan saat ini ada sekitar 4 kali revisi. Revisi berdasarkan atas kondisi pasar dalam industry yang mereka jalani, dimana terjadi kelesuan yang sangat dalam sehingga apa yang mereka lakukan untuk mengantisipasi tidaklah banyak berpengaruh.
Niki Manby, pejabat Visa - menyebutkan bahwa antara flexibilitas dan bagaimana penerapannya dalam bisnis mereka sebenarnya adalah sebuah Alignment (penyelarasan). Kita ingin secepatnya menyelaraskan dengan semua system bersama sama dalam alignment tersebut. Dia merasa harus berhati hati dengan hal tersebut karena strategi menjadi dasar struktur perusahaan, dan struktur menjadi dasar proses atau operation. Bagaimana kita bisa meyakinkan perubahan terhadap salah satu saja akan berdampak baik terhadap seluruh perusahaan?  
Jadi menurut Niki, sangat sulit menjadi flexible sehingga mungkin hanya terhadap beberapa rencana saja. Dan itupun sudah sulit untuk membuat seluruh karyawan di network Visa melakukannya dengan perubahan dengan benar dan terus menerus.
Rick Gelersbach dari Boeing - menyampaikan bahwa salah satu dilakukan Boeing adalah selalu mengadakan performance review, dimana sudah membuktikan kesuksesan selama ini. Namun menghadapi bisnis masa sekarang ini, Boeing mengadakan sebuah potential review - apakah asumsi asumsi yang diambil dalam perencanaan masih valid? Inilah yang mungkin harus dilakukan sehingga flexible terhadap perubahan.

Tambahan dari Peter Jueptner adalah bahwa menghadapi naik turunnya kondisi pasar sekarang ini adalah dengan meniadakan sekat sekat antar bagian dalam perusahaan. Dengan alignment terhadap leader leader dalam perusahaan, untuk menghilangkan gengsi antar bagian akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan untuk sebuah perubahan.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Selasa, 05 Januari 2010

Mencari waktu yang tepat untuk mendapatkan harga yang optimal.

Bagaimana jika anda merasa harga yang diberikan masih bisa ditawar namun sulit ditembus? Adakalanya supplier bertindak demikian karena alasan alasan tertentu misalnya karena yakin produk mereka yang paling bagus.
Pernah terjadi ketika seorang purchaser sedang mendapat tugas untuk mencari 5 unit mobil untuk keperluan operational. Dari seller dia diberikan harga 124 juta per unit. Negosiasi berlangsung cukup alot selama beberapa hari. Purchaser menginginkan harga dibawah 110 juta per unit, mengingat bahwa 5 mobil bukan jumlah yang sedikit. Sampai pada satu titik dimana dengan mengatur sejumlah fitur dan asesoris harga per unit dipatok 120 juta.
"Ini harga paling kompetitif dipasaran" kata seller. Dan memang harus diakui oleh purchaser bahwa harga tersebut memang bagus. Tapi purchaser kita ini belum juga puas,
"Saya masih menginginkan harga 117 juta per unit, saya harap anda masih bisa mempertimbangkannya" kata purchaser. Namun seller keberatan.
Suatu ketika purchaser mengetahui bahwa pada hari tertentu sang seller akan cuti atau libur. "Inilah saat yang tepat" pikirnya. Bergegas dia melakukan persiapan lalu mengangkat telpon menghubungi General Manager atau atasan seller tersebut.
"Tidak biasanya saya menghubungi anda sebagai GM, namun karena waktu yang mendesak, ini saya lakukan. Saya sedang dalam negosiasi akhir dengan seller anda untuk 5 unit mobil, dengan spesifikasi seperti ini, harga dari anda 120 juta per unit. Saya ajukan penawaran terakhir sebesar 117 juta, namun belum mendapat balasan dari seller anda" demikian percakapan dibuka.
"Maaf saya informasikan kepada anda bahwa hari ini saya harus mengambil keputusan akhir, untuk itu saya mengajukan penawaran harga kepada anda sebesar 117,5 juta per unit. Saya yakin harga ini sangat bagus untuk kita sekarang dan masa nanti"
Purchaser melanjutkan dan sengaja setelah mengucapkan kalimat ini dia berdiam diri selama hampir 10 detik. Ini untuk memberi waktu kepada GM mengolah pembicaraan.
Beberapa detik kemudian terdengar suara dari GM "Mengingat besarnya hasrat dan usaha anda terhadap kami, maka harga 117,5 juta anda kami luluskan. Kami tunggu segera surat order dari anda".
Hampir meloncat dari kursi mendengat balasan ini "Saya senang mendengar ini, dan hari ini juga saya akan serahkan surat pesanan dari kami".
Kejadian ini sangat menginspirasi, dimana kemauan yang keras, kejelian mencari waktu, dan kejujuran menyampaikan data, dibayar dengan harga yang sangat bagus.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Senin, 04 Januari 2010

Membenahi performance supplier yang memburuk

Sisi lain dari memberi penghargaan terhadap supplier yang berkinerja baik adalah membenahi supplier yang berkinerja buruk. Jika menurut anda kinerja suatu supplier menunjukkan penurunan, maka anda perlu mengadakan rapat dengan mereka untuk mengembalikan kinerja yang baik.

Hal hal yang harus dilakukan jika kita merasa perlu mengadakan rapat untuk perbaikan kinerja adalah sebagai berikut:
1.Jadwalkan pertemuan – yang mana harus sesegera mungkin begitu indikasi kinerja menunjukkan penurunan. Untuk mencegah makin buruknya kinerja adalah alasan utama penjadwalan pertemuan ini.
2.Tegaskan agenda pertemuan – tujuan utama rapat adalah untuk bersama sama merumuskan langkah langkah perbaikan. Bukan untuk menghakimi supplier, tetapi semata mata untuk mencegah terjadinya penurunan profit bagi kedua belah pihak.
3.Siapkan materi rapat – sebelum datang dalam rapat, minta supplier anda untuk menyiapkan data data yang actual. Tidak mungkin pertemuan akan sukses tanpa mengetahui akar permasalahan yang sebenarnya. Jika supplier anda belum siap dengan data lebih baik rapat ditunda. Besar kemungkinan kita akan berhasil membenahi kinerja mereka untuk kepentingan bersama bila supplier kita mampu memberikan data yang akurat tentang akar permasalahan yang terjadi.
4. Hasil rapat yang optimal - meeting atau rapat harus menghasilkan hal hal sebagai berikut: menyetujui rencana rencana perbaikan yang akan diambil dan menentukan bersama jadwal pelaksanaannya, kemudian menyetujui cara cara maupun alat alat kontrol terhadap pelaksanaan perbaikan.

Bila usaha anda ini tidak dihargai oleh supplier, maka anda berhak untuk menoleh kepada supplier lain. Walaupun bukan jaminan juga kinerja supplier yang baru akan baik selamanya. Jadi selalu ada langkah langkah kontrol dan koreksi atas kinerja mereka. -NLP,Managing Supplier Performance

Sabtu, 02 Januari 2010

Pentingnya percaya diri dalam bernegosiasi

Bisakah kita tampil percaya diri ketika bernegosiasi? Bisakah percaya diri dipelajari? Jawabnya adalah bisa.
Berikut adalah 4 hal yang harus dikerjakan untuk tampil percaya diri dalam negosiasi.
1. VISUALISASI - sejak awal memulai negosiasi, visualisasikan hasil cemerlang yang ingin anda capai. Jabat tangan puas dengan supplier dan senyum mengembang. Visualisasikan rasa puas anda karena berhasil mendapat harga yang optimal. Pastikan anda mampu melakukan visualisasi ini karena hal itu akan memberikan kekuatan yang dahsyat dalam diri anda.
2. UCAPKAN - ucapkan dengan lantang sebelum berangkat bahwa anda adalah 'I am a good negotiator, that's right!' Pancaran power ini akan dirasakan oleh lawan. Pengucapan seperti ini akan menguatkan percaya diri anda.
3. BAHASA YANG KUAT - gunakan bahasa atau kalimat kalimat yang kuat. 'brosur anda menyebutkan harga sudah termasuk service 3bulan, tapi dalam surat penawaran ini ada harga tambahan untuk service tersebut. Mana yang benar?' Kalimat ini memberikan kesan lemah. Sebaiknya anda mengucapkan 'brosur anda menyebutkan harga sudah termasuk service 3bulan, tapi dalam surat penawaran ini ada harga tambahan untuk service tersebut. Tolong perbaiki surat penawaran anda lebih dahulu'. Kalimat ini menguatkan maksud dan target kita. Anda menunjukkan rasa percaya diri yang besar dan tidak mudah lepas kontro.
4. TINJAU ULANG - setiap tiba saat istirahat selama masa negosiasi tanyakan pada diri anda 'Was I confident? Apa yang harus aku perbaiki untuk tetap tampil percaya diri?'

Jangan berkecilhati, apa saja bisa terjadi. Bersiaplah menghadapi pertanyaan pertanyaan dari supplier.