Senin, 11 Januari 2010

Inovasi tanpa dukungan serius hanyalah halusinasi.

FTA Asean - China mendadak membangunkan negeri ini, padahal kesepakatan free trade tersebut sudah dimulai dari 2001 silam. Ketakutan adalah pemicu utama, takut tidak bisa bersaing, takut banyak perusahaan lokal gulung tikar, takut karena tidak siap. Namun pemerintah kita memutuskan untuk jalan terus dalam FTA, kalau sekarang dengan China, maka selanjutnya dengan negara Asean yang lain.

Sementara pelaku bisnis lokal merasa khawatir, tidak demikian dengan kementrian perdagangan. Mereka yakin FTA ini akan mendongkrak daya saing produk lokal. Juga mereka yakin bahwa pelaku bisnis lokal akan mampu melakukan inovasi inovasi yang kreatif nantinya. Kreatifitas memang awal sebuah inovasi, namun tidaklah semudah dan seinstan semangkok ****mie. Disiplin, ulet, rajin dan segudang kompetensi lain sangat dibutuhkan.
Peter Leong dalam I can cre8 menuliskan urutan berkreatif adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan cara cara seperti kebanyakan orang.
2. Menggunakan hanya cara cara yang benar saja dari kebanyakan cara orang lain.
3. Berhenti menggunakan cara cara kebanyakan tersebut.
4. Menggunakan cara baru yang lebih baik, hasil dari benchmarking ke perusahaan lain yang lebih sukses.
5. Menggunakan cara cara yang tidak mungkin dilakukan oleh perusahaan sukses sekalipun. Kalau orang lain melihat "bagaimana mungkin ..?" orang kreatif melihat "kenapa tidak mungkin? Let's do it and have fun!"

Kreatifitas seperti itu mungkin sudah menjadi langkah standard bagi perusahaan perusahaan China sedangkan negara kita masih berkutat dengan kebanggaan semu bila cara kita berstandard internasional. Kebanyakan inovasi negeri ini hanya sebuah halusinasi karena dukungan pemerintah yang kurang maksimal.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar