Jeremy Hammant- LCP Consulting menanggapi pengumuman dari Kraft tentang pengurangan jumlah supplier.
Program Kraft tersebut sesuai dengan pengalaman kami baru baru ini bersama beberapa produsen industri makanan di Eropa. Kami telah mengidentifikasi "five supply chain maxims" sebagai cara untuk menanggulangi gejolak ekonomi dan memberikan prospek yang menjanjikan. Secara umum cara tersebut adalah untuk mengurangi kompleksitas rantai pasokan [reduce supply chain complexity].
Dahulu ketika kondisi ekonomi sehat dan prospek bisnis sedang tinggi, semua aktifitas adalah untuk meluncurkan produk produk baru dan menambah pangsa pasar. Sales terus meningkat dan gejolak naik turun margin profit masih bisa terkontrol.
Namun sekarang ini adalah waktu dan ruang yang berbeda, sehingga program kami adalah "reduce unprofitable complexity". Masing masing produsen maupun customer menyadari terjadinya pemangkasan profit margin, bahkan diperkirakan sampai 50% dari potensi semula. Jadi mendesign profitability untuk kedua pihak adalah kunci dari hubungan supply chain dengan kinerja keuangan perusahaan.
Masa masa sekarang ini demand bergerak tanpa bisa diprediksi, perusahaan perusahaan harus mampu merespond perubahan demand ini dengan baik. Yaitu tanpa harus menambah biaya biaya inventory apalagi sampai terjadi kapasitas yang berlebih. Program kedua adalah "design, plan and execute for agility" Agility adalah proses cepat untuk melayani demand customer tanpa harus menambah inventory. Contoh sederhana adalah dalam memproduksi wafer yang berbeda beda rasa. Maka proses Agility adalah membuat stock wafer tanpa rasa, dan berdasarkan demand pasar per minggu maka diproduksilah wafer berbalut rasa sesuai demand.
Salam sukses, mudah mudahan menambah pemahaman kita.
Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar