Menurut seorang CEO dari perusahaan di Amerika kondisi ketidakpastian -karena pasar uang, harga komoditas, teknologi dan biaya biaya operasional- akan masih tetap tinggi. Hal ini menaikkan tantangan dalam hal flexibility, forecasting, software forecasting akan lebih kompleks.Namun begitu tantangan yang lebih besar lagi adalah Talent Management, bagaimana untuk mempertahankan top skill employees betah bekerja di perusahaan tersebut. Terasa aneh kedengarannya mengingat siapa orangnya yang mau berhenti bekerja ditengah turunnya ekonomi sekarang ini.
Jawabannya sederhana saja, yaitu tingkat kepuasan kerja yang menurun hampir diseluruh perusahaan. Banyak perusahaan yang terpaksa harus mengurangi pegawai, tentunya mereka akan selektif melaksanakannya. Efek dari pengurangan ini bisa mempengaruhi tingkat kepuasan ditempat kerja. Karyawan yang masih dipertahankan akan sedih melihat kenyataan sebagian kawan mereka harus pergi sekaligus senang karena masih dipertahankan. Kemudian karena pekerjaan tidak berkurang, maka karyawan yang masih dipertahankan harus mengerjakan lebih banyak pekerjaan, bisa anda perkiraan bagaimana kepuasan bekerja mereka.
Memang tidak serta merta mereka akan malas, namun bila ada ajakan dari head hunter atau para pemburu karyawan top skill maka mereka adalah sasaran empuk. Lantas bagaimana dengan antisipasi terhadap kebutuhan pasar yang akan membaik misalnya, dengan kebutuhan kompetensi yang lebih tinggi dan biaya operasional yang makin tinggi? Apakah karyawan yang sibuk itu masih bisa dijadwalkan untuk training? Tentunya sulit, sehingga seperti disampaikan didepan tadi Talent Management akan menjadi tantangan terbesar ditahun tahun kedepan. Dan ekonomi yang mulai membaik membutuhkan antisipasi yang tepat supaya perusahaan kita tidak tertinggal. - Scdigest.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar