Pernahkah anda menunda kerja dan berakibat pekerjaanpun semakin menumpuk? Atau pernahkah anda terlambat makan dan akhirnya maag anda pun kambuh? Atau karena menunda menyatakan cinta pada sang pujaan hati, akhirnya dirinya hilang dari pandangan? Itu adalah sedikit peristiwa yang sering dilakukan namun mempunyai dampak yang sama, yaitu beban psikologis. Perilaku ini sering disebut sebagai menunda-nunda, atau saya lebih suka dengan bahasa Inggrisnya “procrastination”. Procrastination didefinisikan sebagai perilaku yang menunda atau memberhentikan sejenak dalam melakukan suatu tugas/aktiviatas maupun pengambilan keputusan.
Kata-kata yang sering digunakan ketika menunda adalah “saya perfeksionis, saya harus memastikan semuanya beres dulu baru saya memulainya”, “akh nanti saja, besok juga bisa kan..”, “saya harus menunggu mood”, “kalo berisik gini saya tidak bisa kerja” dan lainnya, yang intinya kerjaan tidak pernah selesai, karena tidak pernah dimulai. Dan walau pekerjaan tidak juga selesai selalu saja ada alasan mengapa orang menunda. Dua alasan yang menjelaskan kenapa orang menunda, pertama karena takut/khawatir akan konsekuensi yang ada di belakang aktivitas/keputusan yang dibuat. Khawatir akan “kesalahan” dan menjadi tersangka utama yang bertanggung jawab akan kesalahan itu, takut akan “keberhasilan” yang diraih karena orang lain akan menaruh harapan lebih tinggi kedepan, dan khawatir akan “selesai”, dan mulai terbersit apa yang akan terjadi bila semua sudah selesai, apa lagi yang harus dikerjakan, yang berarti memulai suatu aktivitas yang baru.
Kedua alasan mengapa “menunda” adalah karena aktivitas/keputusan tidak diletakkan pada prioritas yang cukup tinggi. Alasan ini lebih karena ketidaktahuan akan manfaat bagi diri sendiri bila melakukan aktivitas/keputusan tersebut. Sehingga motivasi dalam mengerjakannya bukan dari dalam diri melainkan dari luar. Setelah tau dua alasan mengapa menunda menjadi pilihan, perlu pula diketahui bagaimana caranya “Stop PROCRASTINATION”. Pertama adalah sadari dahulu apa yang membuat anda melakukan “procrastination”, sudahkah hal tersebut menjadi keputusan final anda atau hanya sebagai penghindaran dari konsekuensi, kedua berikan manfaat pada aktivitas tersebut dengan pertanyaan W3IFM (What’s In It For Me). Dengan memberikan manfaat pada aktivitas yang dilakukan secara tidak langsung akan memberikan semangat dan dorongan internal diri. Tidak lagi mengerjakannya karena perintah bos.(HRE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar