Kamis, 12 November 2009

Belajar dari kasus Suap KPK

Salam AT PAGI,
Saya teringat saat mengikuti pelatihan motivasi, dari pagi sampai makan malam, hanya ada satu salam yang diijinkan yaitu salamat pagi.
 
Tiap jam kita terupdate dengan kasus suap di jajaran pejabat tinggi negara kita. Memang sangat sulit dibuktikan, namun tidak mungkin tidak bisa diselesaikan.
Purchaser menerima sinyal untuk suap menyuap hampir setiap hari, setiap dia melakukan tender tiap kali itu pula telpon tidak berhenti berdering. Dari pengalaman, telpon dari supplier perserta tender dapat dikatagorikan dalam 3 kelompok besar,
1. Kelompok yang ingin membeli jiwa purchaser, target harus menang dengan cara apapun.
2. Kelompok yang hanya ingin mencari informasi atau sekedar bocoran, target tidak begitu kuat.
3. Kelompok yang hanya ingin mendapat informasi ada celah untuk sekedar ikut atau tidak.
 
Kelompok pertama jelas akan membahayakan kelangsungan karir kita di perusahaan itu, karena kita akan seperti kerbau yang bodoh. Biasanya janji mereka sangat menggiurkan, sulit untuk ditolak, sekali anggukan maka sebuah Inova sudah didepan rumah.
Terhadap kelompok yang lain purchaser masih ada wibawa, dia masih dihormati oleh suplier, mereka inilah sebenarnya para suplier yang harus kita ajak untuk berkolaborasi. Mereka inilah yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan cara cara yang benar dan bisa diterima.
 
Guru saya memberi petuah bahwa sebagai purchaser kita seperti bekerja dipabrik cat, tidak memegang cat secara langsung saja, badan kita sudah terciprat. Jadi kita mau memegang cat langsung atau tidak maupun senantiasa membersihkan diri dari cipratan atau tidak, itulah yang menentukan panjang pendeknya karir kita selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar