Senin, 30 November 2009

The TOXIC Purchaser

Hati hati, mungkin beberapa purchaser anda termasuk dalam katagori ini. Temukan tanda tanda seperti menumpuknya masalah dengan suppliernya, nota komplain dari bagian kualitas barang dan jasa yang dibelinya, menumpuknya order yang tidak bisa dibayar karena dokumen tidak lengkap, dan lain lain.

Purchaser katagori ini sangat membahayakan perusahaan, khususnya dalam hal rantai pasokan. Bagaimana mungkin pasokan kita akan stabil bila hubungan dengan supplier tidak harmonis? Alih alih memberikan kemudahan pasokan mereka malah banyak menyelesaikan masalah yang masih menumpuk dibelakang.

Bagaimana cara mengetahuinya?
Sebagai manager purchasing anda mempunyai access ke semua supplier, check semua status order secara periodik-paling bagus sebulan sekali-. Kemudian cross check dengan supplier apakah ada kendala dalam berbisnis dengan para purchaser, lihat juga laporan departemen kualitas barang adakah temuan cacat kualitas, dapatkan pula status pembayaran atas tagihan vendor apakah ada yang ditunda karena masalah purchaser anda, check apakah semua supplier mendapatkan perlakuan yang adil dari purchaser anda, dan ada baiknya masing masing purchaser melaporkan tiap bulan apa status semua pekerjaan mereka.

Bagaimana mengatasinya?
Pekerjaan purchasing adalah pekerjaan seni, dari seni yang sederhana sampai seni yang kompleks. Dari sekedar seni berkomunikasi sampai seni bernegosiasi dengan segala persiapannya. Pekerjaan purchasing juga pekerjaan administratif, yang membutuhkan kerelaan personilnya untuk membagi waktu dengan baik antara administratif dan bisnis.

Satu hal penting yang harus dimulai adalah Cures procrastination. Cabut kebiasaan 'menunda' pekerjaan. Berikan ketuntasan pekerjaan sebagai kualitas standard.

Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar