Selasa, 01 Desember 2009

Menjadi Purchaser ? Ketahui dulu sisi gelapnya...

Tetap semangat !
Ketika seseorang menapakai tangga jabatan sebagai purchaser, strength bisa menjadi sebuah problem, sementara weakness yang sebelumnya tidak berarti akan menjadi hal yang sangat mengganggu. Bukankah beberapa CEO baru yang sebelumnya dipandang mampu berbuat banyak akhirnya kandas dalam bayang bayang CEO sebelumnya.

Banyak purchaser yang saya kenal dan beberapa hal yang menarik perhatian saya adalah tentang perilaku mereka, kecenderungan pilihan pilihan mereka, dan patah tumbuhnya semangat mereka. Pada saat diberi kesempatan menempati posisi jabatan purchaser -dari produksi ataupun dari unit lain- kesan pertama adalah EXCITED. Ternyata dalam ilmu psikologi ada satu sifat/kecenderungan manusia yang dinamai EXCITABILTY (Psychometric test based on Five Factor Model). Kecenderungan excitability ini ditandai dengan perilaku yang pada mulanya antusias, penuh semangat, dan banyak energi. Pekerja keras yang rela berkorban.

NAMUN ada kecenderungan disisi gelapnya, yaitu antusias itu berkobar hanya sampai disatu titik dan berhenti jika mereka merasa tidak dihargai, tidak ada imbalan sesuai terhadap apa yang dilakukannya. Yang terjadi kemudian mereka akan cepat marah, banting pintu, komunikasi buruk dalam tim. Dibawah tekanan mereka mempunyai kecenderungan tidak bisa diprediksi, bisa melakukan hal yang tidak terduga dan rapuh.

Hati hati dengan type calon purchaser seperti ini, karena pekerjaan purchaser sangat menuntut perilaku yang cenderung tahan terhadap tekanan, mampu berpikir jernih dibawah situasi yang menyulut emosi. Dan kemampuan mengabaikan perlakuan orang terhadap dirinya adalah hal penting yang harus dimiliki purchaser. Kesadaran bahwa hidup adalah sebuah ketidakpastian yang harus dijalani, kesadaran bahwa usaha yang benar tidak selalu membawa hasil yang diinginkan, dan kerelaan menerima pekerjaan yang terus meningkat tanpa bisa dibendung. Bagian purchasig sering dijadikan tameng dari keterlambatan produksi, sering dijadikan kambing hitam gagalnya proyek, dan menjadi sorotan orang terhadap lalu lintas keuangan.

Ada kejadian dimana seorang purchaser ketika ditambahkan kepadanya tanggung jawab dan pekerjaan yang lebih menantang, mereka menjadi orang yang manja dengan mengharapkan lebih banyak perhatian khusus terhadap dirinya. Mereka menjadi sulit berterimakasih, bahkan menjadi orang yang sulit menerima kekalahan. Hal lain adalah munculnya sikap skeptis, merasa dimanfaatkan saja, selalu berpandangan orang lain mencurigainya dalam hal keuangan, dll.

Kenapa bisa terjadi seperti itu ? Tidak lain karena leadership yang kurang terarah.

Salam,
Tosan S
http://thepurchaser.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar