Jumat, 04 Desember 2009

Leadership purchasing, " I want " brand

Rekan rekan,
Saya mempunyai pengalaman yang cukup berkesan.
Kala itu, perusahaan kami sangat menderita karena cash flow perusahaan yang memburuk. Ada program baru yang diluncurkan disaat yang bersamaan karena tuntutan pasar. Kita hanya mengenal satu pemasok yaitu OEMnya, hal ini tentu memberatkan operasional. Hal lain adalah supplier lama hampir semua meminta pembayaran dimuka karena alasan resiko keuangan perusahaan kami tinggi.
 
Saya berpikir keras kala itu, sebagai purchaser saya tidak bisa menerima begitu saja kondisi pasokan yang buruk tersebut. Tidak mungkin saya bisa menjamin keberlangsungan proses produksi dengan dukungan pemasok seperti itu. Saya berontak dengan keadaan. Saya ambil keputusan untuk mengambil tanggung jawab memulai memperbaiki keadaan. Dengan cibiran banyak pihak karena bos saya waktu itupun tidak berinisiatif ,saya paksakan diri untuk berjalan tegak.
Dicibir karena nilai dari perbaikan pasokan ini sampai sekian ratus ribu dollar, posisi saya bukan sebagai penentu, posisi saya hanya sebatas melakukan tender sampai mencetak order dengan persetujuan atasan.
 
Modal saya waktu adalah "ini harus dikerjakan dengan kenekadan yang edhan edhanan!". Saya yakin bahwa saya sangat menginginkan perubahan rantai pasokan, saya yakin saya harus memulai perubahan itu, sendirian atau dengan kelompok. Saya yakin saya benar benar menginginkannya.
 
Rupanya, kenekadan saya dilihat oleh Kepala produksi. Satu kata darinya 'kerjakan!'.
Oke, saya kerjakan semuanya, tembus sana sini, garuk sana garuk sini, sampai akhirnya ada 1 supplier Amerika yang gemas dengan kenekadan saya dan menulis balasan atas tawaran saya justru ke Direktur. Ini kontan membuat manajemen produksi tersentak, dan sejak saat itu saya menikmati dukungan dari mereka.
 
Program yang saya jalankan akhirnya boleh dibilang gagal karena Direktur saya keberatan dengan masalah harga, namun sejak saat itu datang lebih banyak lagi teman teman yang ikut nekat mendukung saya dengan program yang lebih baik, dan akhirnya 2 tahun kemudian ditekenlah kontrak pertama senilai hampir USD 1,8 juta.
 
Pengalaman itu merupakan salah satu victory log saya, dan kalau mengingat hal tersebut, semangat saya bangkit lagi, untuk menjadi agent of change
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar